Simon Petrus Kalamsi Letkol Cpl 11960056130475 |
“Orang boleh lupa bicara tentang peran TNI,
tapi air akan terus berbicara tentang peran TNI yang abadi karena air kehidupan
tidak dapat dipisahkan dari siapapun”
Alternatif serbuan perlu dilaksanakan
dengan mempertimbangkan penerapan metode yang tepat, sesuai dengan situasi dan
kondisi lokal seiring dengan kebijakan pimpinan untuk menitikberatkan pada
kearifan lokal dalam pendekatan kepada masyarakat. Sejarah mencatat bahwa
pengalaman mengabdi TNI (Tentara Nasional
Indonesia) melalui program Binternya, sangat peduli
dengan berbagai masalah kemasyarakatan khususnya masalah pertanian. Namun
ketersediaan air sebagai pendukung berbagai kegiatan pertanian tidak sama
antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Kondisi tiap daerah berbeda-beda
seperti kondisi masyarakat NTT (Nusa Tenggara
Timur) umumnya dan daratan Timor Barat khususnya.Isu tentang
air bersih dan air untuk mendukung pertaniaan dari waktu ke waktu tidak pernah
tuntas di NTT. Apakah
kehadiran TNI yang merupakan bagian dari rakyat telah maksimal ikut memikirkan
kondisi kekurangan air bagi masyarakat yang spesifikasi daerahnya memang
kering? Jika
TNI sedikit meluangkan waktu untuk ikut memikirkan hal ini maka eksistensi TNI
sebagai pengayom dan pelindung rakyat akan terus menjadi slogan yang
menggetarkan.
Marilah kita menyerbu dengan air
kehidupan bagi masyarakat.
“Sumber air su dekat…” Begitulah kira -
kira selentir iklan salah satu produk kemasan air bersih yang mengangkat
realitas kekurangan air di pedalaman Timor. Tawaran iklan ini secara pesan
kelihatan membantu masyarakat secara kreatif untuk penanggulangan air bersih,
di bagian Barat Timor yang gersang. Topografi
Timor yang kering dengan cuma memiliki dua musim dalam setahun yang musim
kemaraunya lebih panjang, membuat masyarakat di pedalaman Timor lebih sering
mengalami kesulitan air. Pada musim kemarau Kita akan sangat mudah
menjumpai masyarakat, dengan jerigen, ember dan alat tampungan air/wadah seadanya
mencari sumber– sumber air untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya timbul pemikiran
bahwa TNI memiliki satuan yang berkecimpung dalam bidang teknik yang dapat
dikembangkan untuk membuat atau bekerjasama dengan pihak lain untuk membuat
alternatif penyelesaian permasalahan kekurangan air dengan instalasi Pompa
Hidrolik yang relatif murah. Dandenpal
Kupang, Letkol Cpl Simon Petus Kamlasi, Akmil 1996 dan Seskoad 2013, salah satu
putera NTT lulusan SMA Taruna Nusantara angkatan pertama, merasa terpanggil untuk “Menjadi contoh dan
memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya” melalui
pembuatan dan pemasangan pompa yang menggunakan energi mekanik luncuran air
untuk mengangkat/mengirim air sejauh-jauhnya mendekat ke pemukiman masyarakat,
tanpa menggunakan bahan bakar dan listrik. Selanjutnya pompa tersebut dinamakan
Pompa Hidrolik “Kartika” mengingat
lewat TNI AD, pompa tersebut akan disebar dan dipasangkan serta
disosialisasikan ke seluruh tanah air.
Berdasarkan
pendataan di lapangan bahwa terdapat beberapa organisasi dan lembaga yang
bergerak di bidang penyedia air bersih dan sanitasi namun belum berjalan
maksimal dikarenakan perencanaan yang belum sesuai dengan kondisi di lapangan
yang sangat kompleks mengingat kondisi
sarana prasarana pendukung dan transportasi yang sangat terbatas.
Lembaga-lembaga tersebut antara lain Pamsimas
(Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat), Plan Internasional yang bergerak di bidang
kemanusiaan yang juga menyediakan fasilitas air untuk masyarakat terutama untuk
kepentingan anak-anak dan tentunya Dinas Pekerjaan Umum daerah setempat yang
memiliki program yang menyangkut air bersih. Melihat bahwa dalam implementasi
program masing-masing lembaga belum terintegrasi dengan baik di lapangan maka
situasi tersebut dapat menjadi peluang bagi kita aparat teritorial untuk
mengkoordinasikan antar semua pihak terkait agar program lembaga-lembaga
tersebut dapat terintegrasi dan berimplikasi pada penyelesaian isu air bersih
secara tuntas. Pertimbangan yang mendasari pemilihan kegiatan pemasangan
pompa hidrolik sebagai sarana pendekatan kepada masyarakat adalah:
a. Teknologi
ini sangat sederhana dan terjangkau oleh masyarakat dan dapat dimanfaatkan
untuk pertanian pada lahan tidur yang masih belum terjamah selama ini karena
kekurangan air.
b. Dalam
kegiatannya dapat mengedepankan pola gotong-royong bersama masyarakat sehingga
memudahkan interaksi antar orang perorang dalam rangka komunikasi sosial TNI.
c. TNI
dapat menjadi penengah antar lembaga penanggung jawab program kemasyarakatan dalam bidang air
bersih.
d. Menjawab
kebutuhan mendasar di daerah Timor sehingga sepanjang masa eksistensi TNI yang
turut memberi jalan keluar permasalahan masyarakat, dapat dipertahankan.
Cara Kerja Pompa.
Gambar Konstruksi pemasangan pompa di cor dan diposisikan lebih rendah dari bak pengirim |
Luncuran
air dari bak pengirim, setinggi minimal 5 meter, melalui pipa penyalur ukuran
diameter 2inchi akan meningkatkan tekanan udara dalam tabung pompa. Tekanan
udara dalam tabung pompa tersebut akan menjadi pendorong air menuju ke
ketinggian yang
diharapkan dengan mekanisme klep satu arah sehingga air tidak akan kembali ke
bak pengirim. Air yang diteruskan ke ketinggian yang diharapkan menggunakan
pipa ukuran 1 inchi dengan jarak sampai 1,5 km dengan beda ketinggian sampai
500 meter. Debit air yang dihasilkan di puncak tertinggi sangat bergantung
kepada ketinggian bak pengirim (terjal tidaknya luncuran air ke pompa). Pompa ini idealnya untuk menyediakan air
bersih dalam kebutuhan normal 150 KK, namun pada kenyataannya di lapangan,
ini digunakan untuk suplay air lebih dari jumlah tersebut karena sumber air
memang sulit di daerah yang relatif kering.
Pelaksanaan aplikasi
pemasangan pompa Hidrolik “Kartika” di sumber air yang posisinya lebih rendah
dengan pemukiman, dapat menjadi salah satu alternatif serbuan teritorial
sebagai upaya pendekatan kepada masyarakat dan bersifat sangat partisipatif
karena merupakan kebutuhan mendasar namun masih terjangkau oleh kemampuan
swadaya dan dukungan pemerintah. Selanjutnya TNI dapat menjadi fasilitator dan
dinamisator kegiatan tersebut di lapangan.
Dengan terlaksananya pemasangan pompa di
beberapa tempat tersebut maka disarankan agar :
a.
Pendekatan melalui
pemasangan pompa dapat dijadikan alternatif pelaksanaan Serbuan Teritorial di
daerah berbagai daerah.
b.
Aparat teritorial mencermati
program penyediaan air bersih di wilayahnya yang memerlukan pendampingan karena
tidak semua lembaga terkait mampu mengidentifikasi kendala lapangan untuk
menjalankan programnya, baik yang bersifat teknis maupun kultural sehingga
diperlukan TNI sebagai fasilitator yang potensial dan disegani di lingkungan
masyarakat. Hal ini dapat membantu TNI sendiri dalam mengatasi kekurangan dana
internal.
c.
Jika dimungkinkan program
ini dimasukkan dalam program TNI AD di wilayah yang kekeringan untuk mendukung pelaksanaan
Binter.